E-Learning

Fakultas Teknik - Jurusan Arsitektur (S-1 )
Kembali Ke List Matakuliah

HARI RENDRA, Ir., M.M

SENIN 12:50 - 14:30
Pertemuan Materi
01

Peertemuan 1 Fisika Bangunan

 

DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini bersifat wajib bagi mahasiswa Program Studi Arsitektur dan mata kuliah pilihan Program studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan. Mata Kuliah ini membahas tentang penghawaan ruang, akustik ruang, dan pencahayaan ruang.

Materi pembelajaran disusun sebagai berikut:

Deskripsi mata kuliah

Pertimbangan pengaruh alam dalam perencanaan bangunan

Kondisi dan kenyamanan termal dalam bangunan

Ventilasi alami

Ventilasi buatan

PERTIMBANGAN PENGARUH ALAM DALAM PERENCANAN BANGUNAN

Di dalam merencanakan bangunan, khususnya bangunan gedung terdapat 4 (empat) faktor yang perlu mendapat perhatian yaitu:

1. Sinar matahari

2. Hujan dan kelembaban

3. Pengaruh angin

4. Gempa bumi

BUKU WAJIB YG DIANJURKAN

.Prasasto Satwiko. 2009. Fisika Bangunan. 

.Nurl Laela Latifah. 2015. Fisika Bangunan Jilid 1 & 2. Jakarta. Griya Kreasi.


File Materi : Download
02

Pertemuan 2 Fisika Bangunan

 

MENGENAL RAGAM KENYAMANAN 

1. Pendahuluan 

1.1. Deskripsi Singkat 

Materi ini mendeskripsikan definisi kebisingan dan kenyamanan Akustik, kriteria tingkat kebisingan dan sumber bising, serta dampak negatif bagi kesehatan manusia hingga strategi pengendalian kebisingan pada bangunan. 

1.2. Relevansi 

Dengan mengetahui pemahaman dasar kebisingan (definisi, tingkat kebisingan, sumber bising dan dampak negatif kebisingan serta strategi pengendalian kebisingan, baik untuk manusia, bangunan dan lingkungan, maka fungsi bangunan akan didapatkan sesuai karakter aktifitasnya dan pada akhirnya apa yang disebut kenyamanan akustik akan didapatkan bagi pengguna bangunan tersebut. 

1.3. Kompetensi 

1.3.1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) 

Pada akhir pemberian pokok bahasan mengenai Ragam Kenyamanan ini, mahasiswa Teknik Arsitektur semester 4 akan mampu memetakan (C3) dan menganalisis (C4) profil Ragam Kenyamanan. 

1.3.2. Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kuliah 

Jika diberikan materi tersebut diatas yang dilengkapi dengan contoh-contoh aplikasi dalam disain bangunan arsitektur, maka mahasiswa Teknik Arsitektur semester 4 akan mampu : 8 

 

 

• Mampu menjelaskan (C2) definisi umum suatu kenyamanan penghuni untuk suatu aktifitas atau tuntutan fungsi bangunan. 

• Mampu menjelaskan (C2) klasifikasi kenyamanan para ahli 

• Mampu memetakan (C3) ragam kenyamanan serta acuan standartnya 

 

Klasifikasi Kenyamanan Menurut Para Ahli 

Pemahaman konsep atau teori ataupun eksperiment bahkan kajian terkait Kenyamanan menurut beberapa ahli sebagai berikut : 

Beberapa pemahaman menurut para ahli. Oborne dalam bukunya “Ergonomics at Work: Human Factors in Design and Development”, didalamnya dinyatakan bahwa konsep kenyamanan lebih merupakan penilaian respondentif individu dan menurutnya seseorang tidak dapat mendefinisikan atau mengukur kenyaman secara pasti (Oborne, 1995). 

Sanders dan McCormick (Sanders & McCormick, 1987), dengan pendekatan argonomi menggambarkan konsep kenyamanan: 

Comfort is a state of feeling and so depends in part of the person experiencing the situation. We cannot know directly or by observation the level of comfort being experienced by another person; we must ask people to report to us how comfortable they are. This is usually done by adjective phrases such as mildly uncomfortable, or alarming” 10 

 

(Kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan dan sangat tergantung pada orang yang mengalami situasi tersebut. Kita tidak dapat mengetahui tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh orang lain secara langsung atau dengan observasi; kita harus menanyakan pada orang tersebut untuk memberitahukan pada kita seberapa nyaman diri mereka, biasanya dengan menggunakan istilah-istilah seperti agak tidak nyaman, menganggu, sangat tidak nyaman, atau mengkhawatirkan). Ditegaskannya bahwa dalam membentuk kenyamanan sebuah produk atau rancangan, perhatian pada faktor berperan penting dalam mencipta desain ergonomi yang nantinya menciptakan kenyamanan bagi penggunanya.

Kolcaba`s theory of comfort explains comfort as a fundamental need of all human beings for relief, ease, or transcendence arising from health care situations that are stressful. Comfort can enhance health-seeking behaviors for patients, family members, and nurses” (Kolcaba, 2018). 

Dengan terpenuhinya kenyamanan, dapat menyebabkan perasaan Katherine Kolcaba, dengan pendekatan ilmu keperawatan dan psikologi, menggambarkan konsep kenyamanan, sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik. sejahtera pada diri individu tersebut. Menurut Katharine Kolcaba, aspek kenyamanan terdiri dari: 

a. Kenyamanan fisik berkenaan dengan sensasi tubuh yang dirasakan oleh individu itu sendiri. 

b. Kenyamanan psikospiritual, yang berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi konsep diri, harga diri, makna kehidupan, seksualitas hingga hubungan yang sangat dekat dan lebih tinggi. 

c. Kenyamanan lingkungan, yang berkenaan dengan lingkungan, kondisi dan pengaruh dari luar kepada manusia seperti temperatur, warna, pencahayaan, kebisingan, dan lain-lain. 11 

 

d. Kenyamanan sosiokultural, yang berkenaan dengan hubungan antar personal, keluarga, dan sosial atau masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan, kegiatan religius, tradisi keluarga/masyarakat dan sebagainya). 

Model Predicted Mean Vote (PMV) adalah model kenyamanan termal, yang dibuat oleh Fanger pada akhir 1960-an, digunakan di seluruh dunia untuk menilai kenyamanan termal. Fanger mendasarkan modelnya pada mahasiswa usia kuliah untuk digunakan dalam kondisi lingkungan yang tidak berubah di gedung-gedung ber-AC di zona iklim termal sedang. Praktik teknik lingkungan membutuhkan metode prediksi yang dapat diterapkan pada semua jenis orang di semua jenis bangunan di setiap zona iklim. Pada prinsipnya suatu kenyamanan termal hanya dapat dicapai bila penghuni memiliki kontrol yang efektif atas lingkungan termal mereka sendiri (Fanger, 1970), (Parsons, 2019) (van Hoof, 2008). 

Dalam dokument ASHRAE (ASHRAE, 2010), pemahaman zona nyaman adalah suatu area yang memiliki kondisi lingkungan termal yang dapat diterima setidaknya 80% penghuninya, artinya pada skala PMV nya Fange mayoritas berada antara -0,5 hingga 0,5. Dan salah satu aplikasi konstribusi model kenyamanan PMV pada rancangan bangunan daerah tropis telah diulas Prianto (Prianto, 2002), (Prianto & Depecker, 2003) dimana Indeks PMV*-baru tepat digunakan untuk daerah tropis lembab, dengan batasan nilai kenyamanan antara -0.5 dan +0.5. Lebih detail dapat dikatakan bahwa, posisi skala ukur PMV-Fanger ternyata lebih tinggi atau sensasi thermalnya terlalu overestimate diban ding skala ukur PMV*. 

Eddy Prianto, dengan pendekatan ilmu arsitektur dan building science, bahwa konsep kenyamanan adalah kondisi perasaan secara kuantitative dan kualitatif yang ditangkap panca indra terhadap respond faktor lingkungannya pada situasi neutral. Hubungan antara Iklim dan manusia atau respon perasaan manusia dengan iklimnya inilah dikelompokan ragam kenyamanan menjadi 5 (lima) : yaitu Kenyamanan Termal, Kenyamanan Akustik, 12 

 

Kenyamanan Visual, Kenyamaan Odour dan Kenyamanan Aerolique (Prianto, 2004) (Wicaksono et al., 2021). 

Prasasto Satwiko (Satwiko, 2009) dengan pendekatan ilmu arsitektur dan fisika bangunan menjelaskan bahwa kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam dirinya. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, aroma, suhu dan lain-lain rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak, kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidaknyamanan pada suatu faktor dapat ditutupi oleh faktor lain. Kenyamanan secara fisik dalam bangunan dibagi menjadi tiga, yaitu: a). Kenyamanan Termal, b). Kenyamanan Audial dan c). Kenyamanan Visual. 

Menurut praktisi perancang ruang publik dan lansekap, Rustam Hakim (Hakim, 2014) kenyamanan ditentukan oleh beberapa unsur pembentuk dalam perancangan yakni sirkulasi, daya alam/iklim, kebisingan, aroma/bau-bauan, bentuk, keamanan, kebersihan, keindahan dan penerangan.


File Materi : Download
03

Pertemuan 3 Fisika Bangunan

 

Ragam Kenyamanan dan Acuan Standart 

 

Dengan menyimak beberapa definisi kenyamanan yang ada pada kamus bahasa dan beberapa paparan para ahli diatas, maka konsep kenyamanan dalam ranah ilmu arsitektur dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang bersifat subyektif (tidak terukur) dan bersifat obyektif (terukur).(Prianto, 2004), (ADEME, 2022a, 2022b) 

 

a). Contoh suasana kenyamanan bersifat tidak terukur : 

 

? Langit terang/ bersih/biru 

? Pandangan berkabut 

? Bak tumpahan air 

? Sesegar suasana perkebunan 

? Pemandangan alam yang indah 

? Warna panas, warna dingin 

? Seharum mawar merekah 

? Bau masakan dapur 

? Daging sapi yang segar 

? Suasana pedesaan yang nyaman 

? Heningnya malam 

? Indahnya lantunan lagu 

? Kebersihan lingkungan 

 

Sumber : (Prianto, 2004) 

 

Gambar 1.1. Ragam kenyamanan dalam ranah arsitektur 

 

b). Contoh suasana kenyamanan bersifat terukur 

 

? Suhu udara didalam ruangan 25 derajad Celsius 

? Tidak ada angin 

? Kelembaban ruangannya 40% 

? Kegiatannya tiduran 

? Pakaiannya tipis atau memakai jaket tebal 

? Ada sinar matahari di sore hari 

? Kadar CO2 nya 350 ppm 

? Terhalangnnya pandangan mata 

? Pelindung akuistik dari suatu kebisingan 

 

 

 

 

 

Mengkaji bahwa keberadaan manusia dalam beraktifitas di daerah urban, rata-rata melewati waktunya lebih dari 80% waktu setiap harinya berada di dalam ruangan. Tentunya keadaan ini akan memberikan pengaruh tuntutan terhadap fisik dan psikologis manusia terhadap pentingnya rancangan dalam ruangan (indoor) agar tercipta rasa nyaman yang komprehensif. 

Ragam kenyamanan yang patut dipertimbangkan dalam ranah disaian bangunan arsitektur dan lingkungan adalah: 

 

a) Kenyamanan Termal 

Sensasi termal merupakan wujud rasa dingin atau rasa panas yang dirasakan oleh tubuh manusia ketika melaksanakan aktifitas hingga tercipta rasa nyaman. Misal kondisi yang lebih cenderung panas dari pada di sekeliling tempat beraktifitas dapat mengakibatkan rasa letih, mengantuk, ataupun mengurangi konsentrasi kerja, hal ini dapat dikatakan kondisi tidak nyaman. Menurut Fanger, terdapat 2 faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal, yaitu faktor iklim setempat, dan faktor individu. Faktor iklim dipengaruhi oleh kondisi temperatur udara, kecepatan udara, dan kelembaban pada daerah setempat. Sedangkan faktor individu dipengaruhi oleh pakaian yang sedang dikenakan serta aktivitas yang sedang dikerjakan (van Hoof, 2008). 

Acuan standart yang digunakan untuk Kenyamanan Termal diantaranya adalah SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Ventilasi Dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung. 

 

b) Kenyamanan Akustik 

Kenyamanan Akustik adalah karakter ruangan yang ditentukan oleh tingkat kebisingan yang diterima oleh penghuninya. Aspek kenyamanan akustik sangat berhubungan dengan jenis aktifitas penghuninya. Bila kebisingan melampaui atau kurang dari batas fungsi dari suatu lingkungan binaan yang ditentukan, maka terjadilah rasa ketidak kenyamanan. Dan masing-masing fungsi bangunan memiliki ambang batas kebisingan. 

 

Standart acuan yang dapat digunakan untuk aspek Kenyamanan Akustik diantaranya adalah SNI-03-6575-2001 dan SNI-16-7063-2004 tentang Nilai ambang batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja. Dan SNI-16-7061-2004 tentang Pengukuran Kebisingan

 

c) Kenyamanan Visual 

Kenyamanan Visual adalah kondisi dimana manusia merasa tidak terganggu dengan kondisi sekeliling yang diterima oleh indra penglihatannya. Pada umumnya terkait intensitas cahaya yang ada di sekitarnya. Aspek penerangan ini berupa penerangan alami maupun buatan yang keduanya berpengaruh terhadap terciptanya kenyamanan visual. 

Standart acuan yang dapat digunakan untuk aspek Kenyamanan Visual diantaranya adalah SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung.(SNI 03-6575-2001), n.d.) 

 

d) Kenyamanan Odour/ Kualitas Udara 

Kualitas Udara ditentukan oleh ketersediaan sirkulasi penghawaan yang cukup di dalam ruangan. Kita bisa mengidentifikasi dengan mudah dari adanya bau dan asap. Mengutip UCAR Center for Science Education, kualitas udara atau air quality merupakan kadar kandungan udara berdasarkan konsentrasi polutan di lokasi tertentu. kualitas udara ini disesuaikan dengan Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) (Pasaribu, 2021) (Katadata.co.id, 2021). 

Standart acuan yang digunakan untuk Kenyamanan Odour diantaranya adalah Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan dinyatakan bahwa paramater kebauan meliputi lima jenis senyawa tunggal, dan SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Ventilasi Dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung. 16

e) Kenyamanan Aerolique 

Kuantitas gerakan udara, sejauh ini digunakan tolok ukur dengan menggunakan skala Beaufort, merupakan skala empiris yang digunakan untuk mengetahui kecepatan angin berdasarkan keadaan yang terjadi di darat maupun laut. Skala Beaufort dikembangkan pertama kali oleh ahli hidrografi Irlandia, Sir Francis Beaufort, pada tahun 1805 (“Skala Beaufort,” 2022) Skala ini terdiri dari 13 kelas dengan rentang dari 0 hingga 12 (Lihat tabel di bawah). Mencermati kriteria dalam tabel tersebut, sering orang awam mengatakan suatu metode pengukuran kecepatan udara tanpa membutuhkan ujut alat ukur. Sedangkan acuan dalam suatu Rumah Tinggal terkait optimalisasi sirkulasi udara telah dipandu dalam buku “Dasar-dasar Rumah Sehat” dari Kepmen PUPR tahun 2017. 

Tabel 1.1. Skala Beaufort 

Sumber : (“Skala Beaufort,” 2022) 

Berdasarkan uraian di atas, batasan rasa nyaman dapat dikatakan subjektif, individual dan kompleks. Artinya tuntutan terciptanya kenyamanan dalam ruangan, secara realita tidaklah bisa sepotong-potong, masal hanya menjawab tuntutan kenyamanan termal dan mengabaikan tunttan kenyamanan lainnya.


File Materi : Download
04

Pertemuan 4 Fisika Bangunan

 

Untuk mengukur tingkat kenyamanan dibutuhkan tolok ukur yang berlaku bagi kebanyakan orang. Adapun variabel-variabel kenyamanan tersebut biasanya telah tertuang dala SNI ataupun Peraturan lainnya. Dan secara detail masing-masing kenyamanan akan dibahas pada materi berikutnya. 

 

 

Gambar 1.2. Disain Interior respon 5 (lima) kenyamanan 

? Kenyamanan Visual, terkait dengan rasa nyaman penghuni dalam mendapatkan intensitas sinar. Pada disain tersebut harus diyakinkan secara kualitatif dan kuantitatif proporsi dan demensi jendela telah memberikan sinar yang cukup, artinya kecukupan intensitas sinarnya harus diukur dan ditanyakan ke para penghuninya. 

 

 

? Kenyamanan Termal, terkait dengan rasa nyaman penghuni terhadap suhu udara ruangannya. Pada disain tersebut menunjukan pemakaian element furniture dan pilihan warna apakah benar membuat rungan terasa dingin. Hal inipun perlu di cek suhu rungannya. 

? Kenyamanan akustik, terkait dengan rasa bising dan tidaknya ruangan tersebut. Bilamana dilihat dalam disain tersebut, beberapa pemakaian bahan yang berpori, adalah salah satu element mengurangi kebisingan. 

? Kenyamanan Aerolique, terkait dengan rasa ada tidaknya aliran udara alami dalam ruangan. Dan bila dilihat dari disain interior tersebut, demens jendela dengan penggunaan korden kain, menunjukan adanya gerakan udara alami yang masuk kedalam ruangan. Pengamatan besaran udara bisa digunakan dengan tabel skala beufort. 

? Kenyamanan Odour, terkait dengan rasa kualitas udara dalam ruangan atau bau-bauan yang menyamankan, hal ini ditunjukan dengan penempatan beberapa tanaman dalam ruangan, serta alangka baiknya bila tanaman tersebut berbunga yang mengeluarkan bebauan yang wangi. 

 

? Kedua, Sanders dan McCormick, bahwa konsep kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan dan sangat tergantung pada orang yang mengalami situasi tersebut 

 

 

? Ketiga, Katherine Kolcaba, bahwa konsep kenyamanan adalah sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik. sejahtera pada diri individu tersebut. 

? Keempat, Fanger, bahwa konsep kenyamanan pada prinsipnya suatu kenyamanan termal hanya dapat dicapai bila penghuni memiliki kontrol yang efektif atas lingkungan termal mereka sendiri (suatu area yang memiliki kondisi lingkungan termal yang dapat diterima setidaknya 80% penghuninya). 

? Keempat, Eddy Prianto, bahwa konsep kenyamanan adalah kondisi perasaan secara kuantitative dan kualitatif yang ditangkap panca indra terhadap respond faktor lingkungannya pada situasi neutral. Untuk itu dikelompokanlah menjadi menjadi 5 (lima) : Kenyamanan Termal, Kenyamanan Akustik, Kenyamanan Visual, Kenyamaan Odour dan Kenyamanan Aerolique 

? Kelima, Prastowo Satwiko, bahwa konsep kenyamanan adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. 

? Keenam, Rustam Hakim, bahwa konsep terciptanya kenyamanan lingkungan bilamana ditentukan oleh beberapa unsur pembentuk dalam perancangan yakni sirkulasi, daya alam/iklim, kebisingan, aroma/bau-bauan, bentuk, keamanan, kebersihan, keindahan dan penerangan 


File Materi : Download
05

Pertemuan 5 Fisika Bangunan

 

Definisi Kebisingan dan Kenyamanan Akustik 

a) Definisi & Pengertian Kebisingan 

Dalam ilmu fisika, bunyi atau suara adalah getaran yang merambat sebagai gelombang akustik, melalui media transmisi 27 

 

seperti gas, cairan atau padat. Dan dalam fisiologi dan psikologi manusia, suara adalah penerimaan gelombang dan persepsi mereka oleh otak. Hanya gelombang akustik yang memiliki frekuensi antara 20 Hz dan 20 kHz, rentang frekuensi audio, yang menimbulkan persepsi pendengaran pada manusia. Di udara pada tekanan atmosfer, ini mewakili gelombang suara dengan panjang gelombang 17 meter (56 kaki) hingga 1,7 sentimeter (0,67 in). Gelombang suara di atas 20 kHz dikenal sebagai ultrasonik dan tidak terdengar oleh manusia. Gelombang suara di bawah 20 Hz dikenal sebagai infrasonik. Spesies hewan yang berbeda memiliki rentang pendengaran yang bervariasi. 

Noise atau kebisingan menurut Undang- Undang Enviromental Protection Act adalah getaran setiap frekuensi yang dipancarkan oleh udara ataupun medium lainnya (Nova Scotia, 2005) (Queensland DES, 2020). Kebisingan hadir disetiap aktivitas manusia dan diklasifikasikan menjadi kebisingan kerja dan kebisingan lingkungan yang dapat memepengaruhi kesejahteraan manusia (WHO, 2021). Sedangkan berdasarkan Professor Colin H Hasen, noise adalah suara yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan, noise dihasilkan dari variasi tekanan atau osilasi pada medium elastis (air, udara, dan benda padat) akibat permukaan yang bergetar ataupun aliran turbulence (Kinsler, 2000) 

Menurut Kepmen LH no.48 tahun 1996 yang dimaksud kebisingan adalah (KEPMEN LH_48,1996) 

? Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. 

? Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan Desibel disingkat dB; 

28 

 

Sumber : (ecobati, 2017) 

Gambar 2.1. Visualisasi sumber kebisingan 

? Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan; 

 

Sedangkan Pengertian Kebisingan yang ditetapkan dalam SNI 03-6386-2000 adalah : 

? Tingkat tekanan bunyi — bobot A adalah tingkat tekanan bunyi berdasarkan pembobotan frekuensi seperti yang diukur oleh alat ukur tingkat bunyi yang terintegrasi berdasarkan IEC 804 atau alat ukur tingkat bunyi pembobotan waktu berdasarkan IEC 651 

? Nilai Tingkat Reduksi Bising, adalah nilai yang didapat dari tingkat tekanan bunyi dalam satu set pita oktaf sengikuti Prosedur yang diberikan dalam AS 1469 

? Tingkat Tekanan Bunyi Bobot A Kontinu Setara 60 Detik, maksudnya adalah nilai tingkat tekanan bunyi bobot A dari bunyi yang mempunyai tekanan kuadrat rata-rata setara 

29 

 

 

dengan bunyi yang bervariasi terhadap waktu dan diukur dalam selang waktu pengukuran 60 detik. 

? Waktu dengung dari ruang tertutup pada pita frekuensi tertentu adalah waktu yang dibutuhkan oleh kerapatan energi bunyi rata-rata di dalam ruang tertutup untuk seluruh sebesar 10 G dari nilai awal ( setara 60 dB ) setelah susber bunyi berhenti. 

 

Yang dimaksud kriteria desain secara spesifik dalam ruang hunian, adalah tingkat bunyi ambien yang direkomendasikan memperhitungkan fungsi ruangan dan berlaku untuk tingkat bunyi yang terukur dalam ruangan yang belus dihuni tetapi siap untuk dihuni. Spesifikasi ini digunakan untuk bunyi seperti bising yang berasal dari sistem tata udara dan lalu lintas kendaraan yang kontinu. Waktu dengung yang direkomendasikan adalah waktu dengung untuk ruang tertutup dalam keadaan dihuni. 

Untuk bangunan auditorium atau studio, penghilangan bunyi selain dari bunyi utama sangat penting untuk pemanfaatan fungsi ruang secara optimal. Pada ruang yang lain, tingkat bunyi ambien dapat mempengaruhi pernbicaraan atau pada kondisi ekstrim mempengaruhi efektifitas sistem pemberitahuan dengan pengeras suara. Pengendalian tingkat bunyi ambien diperlukan untuk memperoleh suatu kondisi berkomunikasi yang baik. Dilain pihak untuk mane, kantor dan restoran, bunyi ambien yang kontinu dapat menguntungkan karena mendukung dalam memberikan privasi antar kelompok orang yang bersebelahan atau mengurangi gangguan pada orang yang sedang berkonsentrasi. 

Spesifikasi ini tidak mengesampingkan praktek yang ada untuk keperluan penyamar akustik, bunyi ambien yang kontinu dapat dengan sengaja diberikan pada tingkat tertentu. Kondisi yang mempengaruhi penggunaan penyamar akustik dan untuk bangunan yang terietak di dekat bandara, diatur dalam ketentuan tersendiri. Spesifikasi ini juga dimaksudkan untuk diterapkan pada pemilihan dan pengkajian bahan, peralatan yang digunakan dalam ruangan termasuk komponen bangunan yang dapat menahan bising dari luar 30

 

dan bising dari dalam bangunan (bising peralatan bangunan). 

Dan yang dimaksud pengaruh bising tambahan dari mesin-mesin yang ada didalam ruang yang sama dan ruang yang berdekatan. Tipe dan jumlah keseluruhan sumber bising yang diizinkan harus ditentukan dalam pemilihan peralatan dan rancangan ruang bangunan (BSN, 2000). Jadi berdasarkan definisi dan paparan tersebut diatas, kebisingan adalah suara yang tidak dinginkan dan menggangu yang dihasilkan dari suatu aktivitas yang mengakibatkan getaran.


File Materi : Download
06
07
08
09
10
11
12
13
14